Pages

Kamis, 29 Januari 2015

Arti Lambang Purwakarta

Hai.... ketemu lagi di Blog Saya, kali ini saya akan membahas tentang "Arti Lambang Purwakarta". Mau pada tau kan??? apa sih arti dari lambang Purwakarta, kalau mau tau , ikutin terus yaaaa!!!!. Tetap Stay On disini yaa!!


Mari Kita Mulai Sekarang!!!
>>>Cekidot...Cekidot...<<<

Nah berikut Arti Lambang Purwakarta ;) 


 
  1. Segi berwarna Hitam berpelat Merah : bendungan serba-guna Jatiluhur, yang merupakan  kebanggaan dan kemakmuran masyarakat Purwakarta.

  1. Lengkung gelombang Biru, dimaksudkan Situ Buleud.

  1. Rumah berwarna merah dan Kuning, menggambarkan Gedung Karesidenan yang bersejarah, keagungan daerah Purwakarta.

  1. Atapnya berbentuk gunung Tangkuban Perahu, dihubungkan dengan Legenda rakyat, mengenai bendungan sungai, cerita Sangkuriang. 

  1. Padi dan Kapas, merupakan lambang kemakmuran yang tidak bisa terpisahkan sesuai pula dengan penghidupan masyarakat Purwakarta yang sebagian besar hidup dari pertanian.

  1. Lambang berbentuk Segi lima, sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila yang merupakan tameng Bangsa Indonesia.

 Kabupaten Purwakarta memiliki motto Wibawa Karta Raharja.
  • Wibawa berarti berwibawa atau penuh kehormatan,
  • Karta berarti ramai atau hidup, dan
  • Raharja berarti keadaan sejahtera atau makmur. 
Sehingga “Wibawa Karta Raharja” dapat diartikan sebagai daerah yang terhormat/berwibawa, ramai/hidup, serta makmur atau sejahtera.
 
KETERANGAN WARNA

  • Hijau Muda : Harapan bagi masa depan daerah Purwakarta untuk terus membangun suatu daerah yang adil, makmur dan sejahtera.

  • Hitam : Ketuhanan dan ketekunan hati.

  • Kuning : Keagungan/kebesaran daerah.

  • Merah : Tekad perjuangan bangsa yang pantang mundur, rela bermandi darah daripada menyerah.

  • Putih : Kesucian/keikhlasan hati rakyat dalam menanggulangi segala cobaan dan penderitaan.

  • Biru : Kesetiaan rakyat terhadap nusa, bangsa dan agama.

  • Hijau Tua : Keagamaan masyarakat Purwakarta merupakan masyarakat yang teguh agama, mereka membenci orang-orang yang munafik dan orang-orang yang melalaikan kewajiban untuk berbakti kepada Tuhan. Mereka semua yakin bahwa dari segala kebesaran dan kemajuan daerahnya ialah petunjuk serta lindungan Tuhan YME.


Sabtu, 17 Januari 2015

Sejarah Kota Purwakarta

Selamat Datang Di Blog Saya tentang "SEJARAH KOTA PURWAKARTA"




Siapa yang nggak tau sama Kota Purwakarta???Pasti tau donggg!!! Iya kan??? Kalau mau tau lebih lanjut lagi, ikutin terus yaaa!!! Tetap Stay On disini ya!!

Mari Kita Mulai Sekarang!!!
>>>Cekidott...Cekidot...<<<

Nah berikut Sejarah Purwakarta ;)

Purwakarta berasal dari suku kata "Purwa" yang artinya Permulaan dan "Karta" yang berarti ramai atau hidup. Pemberian nama Purwakarta dilakukan setelah kepindahan ibukota Kabupaten Purwakarta dari Wanayasa ke Sindang Kasih. Peristiwa kepindahan ibukota kabupaten ini diperingati setiap tahunnya pada tanggal 20 Juli atau Sekaligus dilakukan dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan melakukan napak tilas dari Wanayasa ke Sindang Kasih.

Keberadaan Purwakarta tidak lepas dari sejarah perjuangan melawan pasukan VOC. Sekitar awal abad ke-17 Sultan Mataram mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat untuk menundukkan Sultan Banten. Tetapi dalam perjalanannya berbenturan dengan pasukan VOC sehingga terpaksa mengundurkan diri. Setelah itu dikirimkan kembali ekspedisi kedua dari Pasukan Mataram di bawah pimpinan Dipati Ukur.Ekspedisi kedua ini mengalami nasib yang sama. Untuk menghambat perluasan wilayah kekuasaan kompeni (VOC), Sultan Mataram mengutus Penembahan Galuh (Ciamis) bernama R.A.A. Wirasuta yang bergelar Adipati Panatayuda atau Adipati Kertabumi III untuk menduduki Rangkas Sumedang (Sebelah Timur Citarum). Selain itu juga mendirikan benteng pertahanan di Tanjungpura, Adiarsa, Parakansapi dan Kuta Tandingan. Setelah mendirikan benteng tersebut Adipati Kertabumi III kemudian kembali ke Galuh dan wafat. Nama Rangkas Sumedang itu sendiri berubah menjadi Karawang karena kondisi daerahnya berawa-rawa (Sunda : "Karawaan").

Sultan Agung Mataram kemudian mengangkat putera Adipati Kertabumi III, yakni Adipati Kertabumi IVBupati) di Karawang, pada menjadi Dalem (Tahun 1656. Adipati Kertabumi IV ini juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung, dengan ibu kota di Udug-udug.Pada masa pemerintahan R. Anom Wirasuta putera Panembahan Singaperbangsa yang bergelar R.A.A. Panatayuda I antara Tahun 1679 dan 1721 ibu kota Karawang dari Udug-udug pindah ke Karawang, dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah antara Cihoe (Cibarusah) dan Cipunagara.
Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 sebagai akibat dari peralihan penguasaan Hindia-Belanda dari Pemerintahan Belanda kepada Pemerintahan Inggris.
Kabupaten Karawang dengan ibukota Purwakarta berjalan sampai dengan tahun 1949. Pada tanggal 29 Januari 1949 dengan SK Wali Negeri Pasundan Nomor 12, Kabupaten Karawang dipecah dua yakni Karawang Bagian Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Subang dan Karawang Bagian Barat menjadi Kabupaten Karawang. Berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 1950, tentang pembentukan daerah kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat, selanjutnya diatur penetapan Kabupaten Purwakarta, dengan ibu kota Purwakarta, yang meliputi Kewedanaan Subang, Sagalaherang, Pamanukan, Ciasem dan Purwakarta.